2013

(It’’s over I’m sorry)
(Do it do it do it now do it do it do it now)
(Do it do it do it now do it do it do it now)
Mworago nan ne mal moreugesseo
Na sirtaneun ne mareul moreugesseo
Wanjeonhi michyeosseo jeongsincharyeo michyeosseo
R u crazy (r u crazy)
Gandago seulpeun cheok yeongi malgo
Tteonandago pinggyedo geuman malhae
Wanjeonhi michyeosseo jeongsincharyeo michyeosseo
R u crazy (i’m really want you to get away)
Ne majimak mareun geu chagaun mareun
I’m sorry (I’m sorry) I’m sorry (I’m sorry)
Saranghandadeoni nabakke eopdadeoni
Oh geureoko geureon geojitmariya
Ne ibyeorui mareun geu dangdanghan mareun
I’m sorry (I’m sorry) you tell me sorry (you tell me sorry)
Moduga byeonhaedo neomaneun aniran mal
Oh nuguna malhaneun geureon ppeonhan marilppuniya
Ppeonppeonhan neoui han madi
Utgineun neoui han madi (I’m sorry I’m sorry)
Jjajeungnan neoui han madi hwaga nan neoui han madi
Oh oh back to me i’m so crazy
Narago neoege jeonbuda jun nayeonneunde gapjagi tteonandago
Wanjeonhi michyeosseo jeongsincharyeo michyeosseo
R u crazy (r u crazy)
Garago maeum da tteonan saram
Bonaendago deo isang japji anha
Wanjeonhi michyeosseo jeongsincharyeo michyeosseo
R u crazy (i’m really want you to get away)
Ne majimak mareun geu chagaun mareun
I’m sorry (I’m sorry) I’m sorry (I’m sorry)
Saranghandadeoni nabakke eopdadeoni
Oh geureoko geureon geojitmariya
Ne ibyeorui mareun geu dangdanghan mareun
I’m sorry (I’m sorry) you tell me sorry (you tell me sorry)
Moduga byeonhaedo neomaneun aniran mal
Oh nuguna malhaneun geureon ppeonhan maril ppuniya
Ppeonppeonhan neoui han madi
Utgineun neoui han madi (I’m sorry I’m sorry)
Jjajeungnan neoui han madi hwaga nan neoui han madi
Oh oh back to me i’m so crazy
Ne mare naega tto muneojyeo ne mare haneuldo muneojyeo
Angmong gateun ne mal deutgi sirheo jebal oh no no
Nae gwitgae ullin nae gaseume bakhin
I’m sorry (I’m sorry) I’m sorry (I’m sorry)
Saranghaji malgeol maeum jujina malgeol
Oh ireoke naman apeujanha
Nae du nuneul jeoksin nae simjange bakhin
I’m sorry (I’m sorry) you tell me sorry (you tell me sorry)
Dasineun an hallae jugeodo nan an hallae
Oh neoege swiwotdeon geureon heunhan sarang ttawi
Janinhan neoui han madi
Naengjeonghan neoui han madi (i ’m sorry i ’m sorry)
Sangcheo nan neoui han madi sseudi sseun neoui han madi
Oh oh back to me i’m so crazy

∞

Siang itu Appa–Ayah, terdiam,menatap eomma–Ibu, lekat. Seakan ingin memberi tahu suatu kalimat bahwa Ia menolak semua yang direncanakan eomma. Appa berpaling kearah kami ;saya dan Eonni–Kakak Perempuan,saya;Hyo Jo,lalu terdiam. Saya mengerti keadaan Appa sekarang. Saya pernah berada ditempat Appa dengan kondisi yang sama, waktu itu Chen bertanya kepada saya tentang apa yang lebih baik ia pilih dan yang ia tidak seharusnya memilih itu. Jika Appa berkata ini, Appa takut menyakiti eomma. Tetapi jika appa berkata itu appa takut eomma akan mengulangnya lagi.

Saya bergeming ketika appa memilih keputusannya. Ini yang terbaik buat kami. Batin saya dalam hati. Eomma membanting semua yang ada dihadapannya. Meja,bangku,dan vas bunga berukuran kecil. Benda tumpul dengan banyak bunga itu mengenai saya. Saya bisa merasakan perihnya di dahi kiri saya. Sakit. Tetapi saya diam saat itu. Appa menatap saya menahan amara. Tiba-tiba saja Appa menarik saya kekamar

"Hyo Ji ah. Rapihkan semua barang-barangmu mengerti? Appa, akan ambilkan obat merah untukmu" Saya diam sejenak. Tiba-tiba Chen muncul. Dan bertanya kepada saya
"Apa yang terjadi?"
"Seperti yang anda lihat tadi"

"Dahi kamu berdarah" Chen menyentuh dahi saya. Saya mengangguk. Chen membersihkan cairan merah pekat didahi saya. Lalu membereskan buku saya.

"Ini harus dibawa?" Tanyanya menunjukan buku besar yang cukup tebal. Buku tentang seni yang saya dapatkan setahun lalu dari Aboji. Saya mengangguk. Chen bergerak cepat. Saya tidak tahu berapa kecepatannya dalam setiap melakukan sesuatu.

Saya pernah berfikir kecepatannya hampir sama dengan penyebaran virus Bersin 70 m/detik atau sekitar 250 km/jam. Tetapi dugaan saya salah. Chen tidak secepat itu. Mungkin karena langkahnya saja yang besar. Membuat chen terlihat seperti sangat cepat ketika dia berjalan. Ketika saya tidak memperhatikan chen adalah saat yang tepat untuk chen menghilang. Seperti kita mengedipkan mata,sebentar. Chen menghilang ketika seseorang akan datang menghampiri kami.

"Sudah siap?" Tanya Aboji menghampiri saya. Saya mengangguk dan melihat dua tas yang sudah disiapkan Chen. Koper baju dan tas jinjing untuk beberapa buku saya.

"Lukamu cepat sekali sembuh. Appa tempelkan plaster saja agar lukanya tidak membekas"

"Sudah agak baikan kan?" tanya appa mengusap dahi saya hangat. Hal yang saya sukai. Saya mengangguk kecil dan tersenyum.

"Apa saya boleh membawa chen bersama saya?"Tanya saya pada Aboji. Wajahnya sedikit berubah setiap saya sedang membicarakan Chen dihadapannya.

"Chen?" Appa memberi jeda "Oh itu,tentu saja boleh nak,ayo kita jalan.Jung Ajjushi–Paman,sudah menunggu kita didepan"

"Kita ingin kemana? Kita tidak boleh meninggalkan eomma kan, appa?"

"Tentu saja nak,kita tidak akan meninggalkan eomma. Hanya saja jung ajjushi ingin kita menginap dirumahnya untuk beberapa hari kedepan" Appa membawa koper dan juga tas jinjing saya. Lalu menggandeng pergelangan tangan saya.

"Nanti kita kembali lagi untuk mengunjungi eonni dan juga eomma"

Saat itu saya sudah tidak lagi merasakan hal-hal buruk yang terjadi pada diri saya. Hal yang selalu membuat Chen dan saya tidak nyaman.

12 year ago

˚˚˚

Malam ini saya bermimpi hal yang buruk itu (lagi). Walaupun umur saya bisa dibilang sudah cukup untuk Chen. Saya masih saja bisa merasakannya. Saya memang sudah tidak tinggal dirumah itu. Tetapi terkadang saya tidak bisa membedakan yang mana yang mimpi atau nyata. Bayangan itu terkadang datang dengan sendirinya. Menerkam saya seperti harimau dengan sebuah daging yang matang.

"Kamu mimpi itu lagi" Suara chen terlihat seperti suara dedaunan kering yang berterbangan diatas udara. Suara chen memang seperti itu. Chen memiliki dua suara yang sering saya dengar,mungkin lebih. Chen memiliki kepribadian yang ganda. Chen bisa menjadi galak ketika ia merasa bahwa saya berubah. Chen selalu berkata seperti itu akhir-akhir ini

"Sudah 135 kali saya memimpikan itu,"

"Aku tidak menghitungnya..tapi aku merasakannya setiap malam" Saya menatap chen

"Kamu tidur dikasurku?" Tanya saya menyelidik

"Dibawah sini dingin tubuhku bisa saja remuk" Chen memang seperti itu. Padahal semalam sangat panas. Disini tidak ada AC. Karena saya tidak suka dingin. Hanya ada penghangat ruangan dan jendela.

"Maaf. Seharusnya aku membuka jendelanya semalam"

"Nanti kamu kedinginan"Chen membereskan bantal,guling,dan selimutnya. Sedangkan saya hanya duduk dipinggir ranjang

"bersihkan dulu badanmu"

Chen mendorong badan saya sampai didepan pintuk coklat yang bertuliskan toilet. Saya mengerti dan langsung masuk kedalam. Seperti pagi sebelumnya dirumah jung ajjushi Sarapan,Mencuci piring,lalu berangkat kekampus. Hal yang membosankan karena saya harus melihat beberapa monster disana. Monster itu tidak seperti SungHwa. Dulu Monster itu mengejar saya dan chen. Tetapi berbeda dengan sekarang. Dia hanya mengejar chen.

Saya menatap buku yang kemarin appa saya berikan. Buku tentang Pengetahuan Daun dan macam-macam Jenis Daun. Walaupun saya tahu appa memang bukan type orang yang mudah membelikan saya buku. Karena appa memiliki banyak buku di Raknya. Saat itu kata-kata appa masih saya ingat. Appa berkata saya harus tetap mengikuti mata kuliah saya sampai tuntas. Appa menyogok saya dengan sebuah buku. Appa tau kalau saya sangat membenci setiap pelajaran yang diberikan guru. Tetapi appa lebih milih mengalah dan membiarkan saya yang menyesuaikan diri dikampus. Appa bisa menjadi apapun dalam kesehairanku. Dia bisa menjadi eomma, eonni, dan juga chinggu–teman.

"Hei anak aneh. Seharusnya buku itu kamu baca bukan kamu tatap seperti itu hahaha" Suara itu terdengar lagi. Suara monster wanita. Mereka bukan teman saya tetapi mereka adalah musuh chen. Chen sangat membenci mereka. Saya menatap mereka dingin

"Eiiy,jangan menatapku seperti itu. Aku tahu aku cantik. Hahaha"

Saya jijik ketika mendengar kata itu setiap saya menatap mereka. Mereka hanya melakukan hal-hal yang bisa dibilang tidak normal. Mereka bersikap layaknya manusia:tidak seperti chen. Sifat mereka yang saya kenal adalah seperti bunglon. Yang akan berubah sifat menyesuaikan tempatnya.

"Bisakah anda tidak mengganggu saya sedikitpun?" Tanya saya.

"Tentu saja tidak" Ryu Min mengambil buku saya dan membukanya kasar

"Lihat,Seo Jin. Aku rasa anak ini memang aneh. Atau mungkin chen yang mengajarinya. Shim songsaengnim–Guru, bahkan tidak menyuruh kita untuk membeli buku ini tsk tsk" Seo Jin melihatku lekat.

"Benarkan chen yang mengajarinya?haha Anak ini memang aneh. Bahkan dia melakukan hal-hal yang bisa dibilang diluar akal manusia."

Saya bergeming menatap buku itu. Buku yang mereka pegang.

"Apa kau tidak mendengarkanku! Aku ini sedang berbicara denganmu anak bodoh"

"Anda bodoh. Jika saya bodoh saya yang akan melawan anda semua. Tetapi saya tidak suka mencari keributan, Saya tidak bodoh seperti kalian"

"yak!kau! Lihat saja apa yang aku akan lakukan pada bukumu ini!" Monster itu gerang dan melempar buku saya keluar kelas. Saya berdiri dihadapan mereka

"Anda seperti anak kecil. Bahkan anda itu mirip sekali dengan kurcaci-kurcaci pengganggu chen"

Monster itu tertawa. Saya benci mendengar suara itu. Suara bergelombang. Saya tidak memperdulikan omongan wanita itu. Saya melangkah keluar kelas. Dan tetap tenang. Walaupun saya khawatir dengan buku itu. Seorang Namja–Lelaki, mengambil buku saya. Saya menatapnya sekilas dan bertanya

"Mian–Maaf, Anda mengambil buku saya"

"Eung? Eh... Ini bukumu? Silahkan ambil" Saya langsung mengambil buku saya lalu berbungkuk dan pergi kedalam. Kembali duduk dengan menatap buku itu lagi.

—

Gadis itu. Aneh sekali. Sebelumnya saya belum pernah melihat dia dikampus ini. Apa dia anak baru? Ah tidak mungkin. Gadis yang memiliki tubuh tidak terlalu pendek dengan warna kulit putih(sedikit) pucat,Dengan rambut sebahu tergurai lepas itu membuat saya ingin tahu siapa dia. Gadis itu tidak pernah seperti yang lain. Bercanda,tertawa,ataupun tersenyum. Gadis itu tidak bisa melakukan itu semua. Hanya mempunyai tatapan dingin dan datar. Matanya yang bulat dengan warna biru menatap saya seakan membuat saya masuk kedunianya.

Sudah sebulan semenjak kejadian didepan kelas Ji Seo Nunna–Sebutan untuk anak lelaki kepada kakak perempuan, saya tidak lagi bertemu dengan gadis itu.mungkin karena jadwal kelas kami yang sangat sibuk untuk ujian akhir dikampus ini. Bukankah Ji Sook nunna pernah membicarakan anak itu dengan saya tetapi kenapa saya baru melihatnya? Atau memang sama dengan hari-hari sebelumnya. Kami tidak pernah bertemu secara tiba-tiba. Tetapi kali ini hari keberuntungan saya. Seorang gadis yang mirip dengannya berjalan kearah saya. Lebih tepatnya tidak mirip. Itu dia. Jalan menunduk dengan Buku-buku besar yang dia pegang ditangannya. Seperti buku Ensiklopedia milik eomma. Rambutnya terlihat habis dipotong dengan poni yang berterbangan kesana-kemari. Saya akan mencoba untuk menyapanya

"Jogieyo Aggashi–Permisi" Gadis itu menatap saya dengan tatapan dingin yang masih sama dengan sebulan yang lalu. Seakan memberi saya waktu untuk berbicara.

" Masih mengingatku?" Pertanyaan bodoh yang keluar dari mulut saya. Gadis itu tidak menyeritkan dahinya bahkan wajahnya tidak mengekspresikan bahwa ia akan mengeluarkan sepatah katapun.

"Tidak." Jawabnya singkat. Bahkan sangat singkat. Dengan 5kata yang diucapkannya dan hanya membutuhkan beberapa detik saja saya merasa kecewa. Entah kenapa, sepertinya saya baru menemukan seorang gadis seperti itu. Berbeda dengan gadis lain yang sering saya temui.

"Ah.begitu?"

"Mian, saya tidak boleh berlama-lama mengobrol dengan orang asing."

"Siapa yang anda maksud?"

"Anda."

"Boleh saya berkenalan dengan anda?m.... Maksud saya berteman?"

"Chen akan memarahi saya jika dia melihat anda berbicara tentang itu dengan saya." Gadis itu masih terdiam mematung. Mungkin dia akan berbicara ketika sedang diajak berbicara. Hanya seperlunya saja.

"Chen? Nuguya—siapa dia.?"

"Jika saya memberitahu anda. Chen bisa saja muncul tiba-tiba dihadapan saya."

"Museunsuriya—apa maksud anda.?"

Saya bingung dengan apa yang ia bicarakan Chen?siapa dia? Apa mungkin dia Namja Chingu—sebutan untuk pacar lelaki,nya? Ah Seolma—Tidak mungkin. Batin saya mendebu-debu dengan gadis sikap gadis dihadapan saya.

"Yak! Jung Je Hwa!" Tiba-tiba suara Jang Na Ri membuyarkan tatapan saya dengan gadis ini. Gadis itu tetap menatap saya lekat tanpa ekspresi.

"Annyeonghigyeseyo" Sapanya kemudian berlalu melalui saya yang masih mematung.

"Yak!Neo Micheoso—Anda sudah gila.huh?"

"Aniya Aniya—Tidak,"

"Lalu? Apa yang kalian lakukan tadi? Bertatapan sangat lama. Ah~kau suka dengan gadis itu ya? Atau kau akan menciumnya?"

"Dia sangat misterius" saya berbalik dan menatap pundak gadis itu yang perlahan menghilang.

"Ya,aku tahu. Namanya Hyo Ji Yang. Dia anak jenius dikelasku. Sangattttt...misterius"

"Kau mengenalnya?"

"Tentu. Dia duduk disampingku"

—— º ——

"Hari ini jejak kamu menghilang"

Chen menatap saya yang sedang menggabar di taman dekat Rumah.

"Kenapa?" Saya menatap chen. Melihatnya dengan tatapan kosong. Saya tidak tahu maksud dari perkataannya. Mungkin karena tadi siang dia bertemu dengan Monster itu dijalan

"Kamu bertemu dengan mereka lagi?" Tanya saya memastikan

"Ini bukan tentang Failes dengan kelompoknya. Pasti kamu abis mengobrol dengan seorang namja" Saya masih menatap Chen yang bermain dengan daun dihadapannya. Chen menoleh kearah saya lagi.

"Jujur saja"

Saya mengangguk

"Saya pergi dulu"

"Kemana? Ini sudah mulai malam. Sebaiknya kamu masuk saja"

Chen menoleh kearah saya. Menatap saya tanpa ekspresi

"Aku harus pergi"

"Anda keras kepala"

"Ada urusan penting saat ini"

"Baiklah. Silahkan pergi"

Saya membereskan buku-buku yang berantakan diatas rumput dan berjalan masuk kedalam rumah

"Jangan tidur terlalu malam"

Chen mengingatkan saya. Saya bergeming hanya suara sendal saya yang terdengar diikuti dengan suara pintu rumah yang saya tutup.

........

Saya membuka mata saya perlahan. Merasakan perih pada badan saya. Saya melihat chen didepan saya dengan tali yang melingkar ditubuhnya. Dimana sekarang. Gelap dan sunyi. Wajah chen sangat khawatir. Saya bisa merasakannya. Saya melihat tubuh saya. Sama seperti chen. Mulut saya tertutup dengan benda berwarna hitam. Saya melihat ada sehelai daun didekat chen. Sebuah bayangan wanita dengan postur tubuh yang ramping. Mirip seperti tubuh Ketua monster disekolah saya. Bayangan itu semakin besar dan mendekat. Wanita itu membuka plester dimulut chen. Dan duduk dipanguannya. Saya mematung.

"Ji Yang ah. Jangan bergerak! Kumohon jangan bergerak! JANGAN!!!JANGAN SAKITI DIA!!"

Chen berteriak kepada saya. Tiba-tiba saja Perih seperti sambaran listrik menyambar tubuh saya. Saya menahannya. Mengeluarkan setetes air dari mata saya. Chen menangis. Saya tetap menatap matanya

"Kau tetap membelanya huh?"

"Apa yang kamu inginkan dari gadis itu? Aku sudah rela setiap malam menjadi pelayanmu. Tetapi kamu tetap saja menyakitinya. Wanita licik"

Sakit bertubi-tubi ditubuh saya. Sengatan itu terus membuat saya lemah. Apa maksud chen. Pelayan? Tolong hentikan ini. Jangan membuat chen menangis. Setrum itu dating lagi. Membuat pandangan saya sedikit membuyar

"Apa kamu masih tidak tahu chen? Eomma anak in-"

"Jangan lanjutkan lagi!!!!" Bentak chen memotong pembicaraan gadis itu. Tidak lebih tepatnya Lee Seo Jin. Monster dikelasku.

"Apa yang kamu mau?"

Saya menunduk. Mengumpulkan sedikit energi saya. Tidak dari chen. Meskipun dia mengirim sebuah energi. Saya tetap menolaknya. Dan itu membuat saya merasakan sakit pada dada saya.

"Kau... Jauhi gadis itu. Anggap saja sebagai perkerjaanmu telah selesai"

Tiba-tiba saja semua menjadi gelap. Saya merasa kepala saya dipenuhi oleh benda berat.

"Chen!!" Seru saya. Dalam kegelapan.

∞

Saya terbangun disebuah taman. Tidak,ini bukan taman. Lebih tepatnya seperti danau yang dikelilingi Bunga-bunga. Sama seperti tempat yang chen pernah ceritakan kepada saya. Kepala saya terasa begitu pening. Tubuh saya sangat lemas. Saya berdiri terengah-engah. Tiba-tiba saja seorang namja menangkap tubuh saya yang akan terjatuh--lagi. Saya melihat wajahnya.

"H..Hyo..Ji...?Hyo Ji Yang!? Bangunlah! Kenapa kau bisa sampai disini?! Yak!"

Namja itu menggoyangan tubuh saya. Seakan membantu saya untuk tersadar. Saya diam. Melihat wajah khawatirnya pada saya. Seperti chen.

"C...chen?" tanya saya pada namja itu. Dia menggendong saya kesebuah rumah. Dan saat itu saya kembali tertidur.

Can You Smile?

Pages

Selasa, 15 Oktober 2013

my first work...

Rabu, 25 September 2013

Leeteuk at GDA crying in the end & HIDE his acceptable speech paper in h...

[Fancam] 111231 Kyuhyun,Jonghyun @MBC GayoDaeJaeJun [Kyuline]

[Fancam] 111231 Kyuhyun,Jonghyun @MBC GayoDaeJaeJun [Kyuline]

[ LYRIC ] CNBlue - Feels Good

[ LYRIC ] CNBlue - I'm Sorry

I Only Know About Love - Yesung(Super Junior) Immortal Song

Just A Little :-)

Emilia Big Big World Lyric

Sabtu, 07 September 2013

Catatan 01

little world..